ARTIKEL SEBELUMNYA :
Google App Engine
Google App Engine
adalah sebuah jasa hosting dari Google yang dapat menjalankan aplikasi web kita
di infrastruktur Google. Dengan menggunakan App Engine tidak ada server yang
harus diurus, kita cuma perlu untuk mengupload aplikasi kita lalu tinggal
pengguna merequest datanya dari server. Google akan mengatur sendiri server
yang kita gunakan.
Dengan menggunakan
App Engine kita dapat menghosting aplikasi kita dengan menggunakan nama domain
gratis di appspot.com atau menggunakan domain yang kita miliki. App Engine
menyediakan paket gratis yang bisa kita gunakan untuk mengembangkan dan
mempublikasikan aplikasi kita di Internet. Pake gratis yang disediakan oleh
Google termasuk space hosting sebesar 500 MB dan prosesor serta bandwidth yang
cukup untuk menghandle data hingga 5 juta page view per bulan.
Google juga
menyediakan jasa berbayar untuk App Engine jika kita belum cukup dengan fitur
paket gratis yang disediakan, berikut adalah tarif yang dipasang oleh Google:
- $0.10 – $0.12 per CPU core-hour
- $0.15 – $0.18 per GB-month of
storage
- $0.11 – $0.13 per GB outgoing
bandwidth
- $0.09 – $0.11 per GB incoming
bandwidth
Google App Engine
memungkinkan Anda menjalankan aplikasi web Anda pada infrastruktur Google.
Aplikasi App Engine mudah untukdibuat, mudah untuk di-maintain, dan sesuai
dengan kebutuhan penyimpanan data yang terus berkembang. Dengan App
Engine, Anda hanya perlu meng-upload
aplikasiAnda, dan system tersebut siap untuk melayani pengguna situs Anda.
Anda dapat menaruh
aplikasi Anda menggunakan nama domain gratis di domain appspot.com, atau
menggunakan Google Apps untuk menaruh dari domain Anda sendiri. Anda dapat
berbagi aplikasi Anda dengan dunia, atau membatasi akses ke anggota
organisasiAnda.
App Engine tidak
meminta biaya untuk memulai. Daftar untuk mendapatkan akun gratis, dan Anda
dapat mengembangkan dan mempublikasikan aplikasi Anda bagi dunia, tanpa biaya
dan tanpa kewajiban. Sebuah akun gratis dapat menggunakan hingga 500MB
penyimpanan persisten dan CPU yang cukup dan bandwidth sekitar 5 juta tampilan
halaman per bulan.
Penggunaan App Engine
Untuk menggunakan
Google App Engine Anda perlu melakukan beberapa hal untuk mempersiapkan
computer Anda untuk mempublikasikan konten statis Anda ke Google. Harap
perhatikan bahwa setup disini adalah untuk Windows, tetapi Anda dapat dengan
mudah memodifikasi proses untuk setiap OS lainnya.
Instalasi Google App Engine
Untuk menggunakan Google App Engine, pertama-tama kita harus melakukan
langkah di bawah ini:
1.
Download
Python SDK di http://www.python.org/download/ jika anda belum memiliki engine Python di
komputer anda lalu install (Untuk saat ini Google hanya mensupport bahasa
Python dan Java)
2.
Download
Google App Engine di http://code.google.com/appengine/downloads.html lalu install. Perhatikan bahwa Google App
Engine akan memeriksa Python, jadi pastikan Anda menginstalnya sebelum
menginstall Google App Engine.
3. Register di http://appengine.google.com/ menggunakan account Google anda.
Disarankan anda sudah memiliki akun Google yang valid yang akan anda gunakan
untuk service ini.
4.
Jalankan
Goggle App Launcher, lalu buat aplikasi baru dengan klik pada tombol “Create an
Application” di appengine.google.com lalu masukkan ID aplikasi anda untuk
registrasi, harap diingat ID aplikasi anda berhubung anda akan sering
menggunakannya. Pastikan kita menggunakan hanya huruf kecil
dan angka. Misal, kita pilih id-nya,
sisjarkom2013.
Pembuatan Proyek Aplikasi App Engine
Setelah tahap
instalasi selasai kita lanjut untuk pembuatan aplikasi App Engine kita, berikut
adalah langkah-langkahnya:
1.
Jalankan
Google App Engine Launcher dari start menu anda
2.
Klik File -> Create New Application
3.
Pilih
folder dimana aplikasi anda mau dibuat lalu beri nama aplikasinya sesuai ID
aplikasi yang anda buat di website App Engine. Folder bisa dibuat dimana saja
pada computer kita.
4.
Klik
tombol Create
5.
Maka
aplikasi akan membuat file-file App Engine di folder yang anda tentukan tadi
seperti contoh di bawah ini:
6. Lalu di folder proyek App Engine anda buat
struktur folder sebagai berikut melalui Windows Explorer:
Dalam folder ini,
buat sebuah folder bernama assets,
dan dalam folder tersebut buat 3 folder dengan nama images, css, dan javascript. 3 folder inilah yang akan
kita isi dengan file dan dipublish melalui content delivery network kita. Kita
juga dapat membuat folder lain jika ingin.
Struktur-nya akan seperti ini :
sisjarkom2013/
assets/
css/
images/
javascript/
7. Anda bisa mengisi apa saja dan membuat
folder apa saja sebetulnya di dalam folder assets ini, tapi untuk percobaan sedikit dulu
saja memasukkan datanya. Dalam contoh ini, kita akan memasukkan file
HTML, sebuah stylesheet, sebuah image, dan javascript library. Di top-level
folder (sisjarkom2013), buat file dengan nama index.html. Isi dengan konten apa
saja yang diinginkan. Di folder css, buat file stylesheet, misal core.css. Di
folder image, masukkan sebuah file gambar, misal cdn.png. Terakhir, di folder
javascript, masukkan file jQuery library. Struktur-nya jadi :
sisjarkom2013/
assets/
index.html
css/
core.css
images/
cdn.png
javascript/
jquery-1.2.6.min.js
8.
Buat 1 lagi file. File
ini yang nantinya akan memberitahu App Engine apa yang harus dilakukan dengan
file-file yang anda punya. Namanya app.yaml, letakkan di folder paling atas
(dalam kasus ini, sisjarkom2013). Biasanya file ini langsung terbentuk pada
saat kita meng-create aplikasi pertama kali. Namun jika tidak, maka silahkan
dibuat dan file tersebut harus berisi baris-baris berikut :
application: sisjarkom2013
version: 1
runtime: python
api_version: 1
handlers:
- url: /
static_files: assets/index.html
upload: assets/index.html
- url: /
static_dir: assets
Jika sudah, artinya anda sudah membuat sebuah project App Engine.
Memastikan Kesiapan Projek
Project kita sudah selesai dibuat dan telah siap untuk di-upload. Tapi, sebaiknya kita melakukan pengetesan dulu terhadap project tersebut sebelum meng-upload-nya. Salah satu file yang akan kita temukan dari App Engine yang sudah terinstall adalah dev_appserver.py, sebuah script Phyton yang digunakan untuk menstimulasi App Engine di komputer kita. Jalankan file tersebut melalui command prompt. Sebelum menjalankannya, pastikan kita berada di folder project kita. Dalam kasus ini kita gunakan command ini :
cd "C:\Documents and Settings\username\Desktop\sisjarkom2013"
Jika berhasil, output-nya akan seperti ini :
INFO 2008-11-22 14:35:00,830 dev_appserver_main.py] Running application 24ways2008 on port 8080: http://localhost:8080
Sekarang,
buka internet browser, lalu masuk ke
http://localhost:8080/
,
dan kita akan menemukan halaman index.html yang kita simpan tadi, dan juga file
css di http://localhost:8080/css/core.css
. Normalnya, semua file yang kita buat tadi dapat diakses.
Jika berhasil, maka artinya project kita sudah lulus pengujian dan siap
di-upload.
Mengecek
kesiapan projek juga bisa dilakukan melalui tahap-tahap berikut:
1.
Pilih
nama aplikasi anda di aplikasi Google App Engine Launcer lalu klik tombol Edit. Ubah isinya
menjadi sebagai berikut:
[sourcecode
language="css"]
application: – ID Aplikasi Anda -
version: 1
runtime: python
api_version: 1
application: – ID Aplikasi Anda -
version: 1
runtime: python
api_version: 1
handlers:
- url: /
static_dir: assets
- url: /
static_dir: assets
- url: /
static_files: assets/index.html
upload: assets/index.html
[/sourcecode]
static_files: assets/index.html
upload: assets/index.html
[/sourcecode]
2.
Save
hasil perubahannya lalu klik tombol Run untuk menjalankan aplikasi yang anda
sudah buat
3.
Buka
internet browser anda lalu masukkan alamat sebagai berikut: http://localhost:8080/index.html
Kalau anda sudah dapat melihat aplikasi anda melalui Internet browser
anda maka anda telah sukses membuat aplikasi Google App Engine anda. Sekarang
kita lanjut ke tahap mengupload aplikasi kita di server Google App Engine.
Upload Proyek Aplikasi Google App Engine
Proses upload
proyek aplikasi yang telah kita buat tidaklah sulit, sebetulnya di aplikasi
Google App Engine Launcher sendiri ada tombol Deploy untuk mengupload aplikasi yang kita
buat ke server Google App Engine. Tapi entah kenapa saya tidak bisa
menguploadnya dari aplikasi tersebut. Saya jabarkan proses uploadnya di bawah
ini:
1.
Buka
command prompt dengan cara mengklik Start -> Run -> lalu ketik cmd
2.
Ketikkan
perintah berikut di command prompt:
appcfg.py update [PATH KE PROYEK APLIKASI YANG ANDA BUAT]
appcfg.py update [PATH KE PROYEK APLIKASI YANG ANDA BUAT]
3.
Masukkan
username dan password account Google anda
4.
Setelah
selasi proses uploadnya anda bisa melihat aplikasi yang telah anda upload di:
http://[ID APLIKASI ANDA].appspot.com
http://[ID APLIKASI ANDA].appspot.com
Jika
anda sudah berhasil melakukan tahap-tahap diatas maka aplikasi Google App
Engine anda sudah siap digunakan sebagai CDN.
Menggunakan Domain Anda
Sendiri (Optional)
Anda dapat membuat domain untuk CDN yang dapat anda sesuaikan
sendiri. Langkah-langkahnya adalah :
1. Masuk
ke dashboard Google Apps Anda dan klik "Add more services".
2. Dalam
layanan Custom Domain anda akan diminta untuk memasukkan identifier aplikasi
Anda. Masukka identifier aplikasi anda dan klik "Add It Now".
3. Ini
akan membawa Anda ke halaman berikutnya di mana Anda diminta untukk memasukkan
domain yang Anda inginkan untuk CDN Anda, disarankan nama domain yang sederhana
seperti static.yoursite.com.
4. Kemudian
Anda hanya perlu mengikuti langkah-langkah untukmenambahkan CNAME untuk DNS
Anda dan Domain anda akan siap.
Kelebihan Google App Engine
Keuntungan yang paling utama tentu
anda tidak akan bermasalah dengan bandwidth, dan pengunjung site akan
mendapatkan akses yang lebih cepat.
Keuntungan lainnya:
Keuntungan lainnya:
1.
Update situs anda menjadi lebih mudah. Setiap kali anda meng-update situs
anda, anda hanya perlu menjalankan appcfg.py untuk melihat perubahan yang
muncul pada web anda. Sebuah website yang baik tentu harus dapat di-update
hanya dengan langkah-langkah yang simpel dan cepat.
2.
App Engine memberikan fitur yang membolehkan banyak orang untuk bekerja
pada satu aplikasi. Anda menginginkan teman anda untuk dapat meng-upload file
ke situs anda tanpa memberikan username + pasword anda kepada mereka. Yang
mereka butuhkan hanyalah Google account mereka sendiri. App Engine juga
menyediakan statistik operasi apa saja yang dilakukan oleh partner/teman anda,
jadi anda dapat mengetahui siapa saja yang melakukan update terhadap situs
anda, dan kapan.
3.
Keistimewaan lain adalah mudahnya menggunakan kontrol Google App Engine
ini. Ditambah lagi tidak membutuhkan biaya sama sekali.
Kekurangan Google App Engine
Google App Engine juga memiliki beberapa kelemahan.
1.
Keterbatasan dalam meng-hosting file. Anda tidak dapat meng-host file yang
ukurannya lebih dari 1 MB. Solusi satu-satunya adalah beralih ke file yang
lebih kecil.
2.
Masalah dengan sistem kuota-nya. Dokumentasi Google menyatakan bahwa dalam
sehari diperbolehkan request sebanyak 650.000 kali dan 10.000 MB bandwidth in
dan out (20.000 total). Ini mungkin cukup untuk sebagian besar situs. Tapi
banyak juga terjadi kasus situs yang ditutup sementara karena melewati kuota
yang ditetapkan, pada beberapa kasus, setelah loncatan yang sangat besar pada
penggunaan CPU server Google. Atau singkatnya, kalau tidak ingin terlalu ambil pusing masalah uptime,
Google App Engine bukan pilihan yang tepat.
3.
Pada dasarnya Google Apps Engine (GAE) merupakan suatu Cloud Computing
Platform (aplikasi yang memungkinkan developer untuk membuat dan menjalankan
hosting via server google). Anda dapat
menggunakan GAE sebagai CDN namun sebenarnya GAE lebih dari itu, dengan kata
lain GAE tidak dirancang khusus sebagai CDN. Menurut pengujian yang dilakukan
(serverfault.com tahun 2010) yang membandingkan GAE dengan beberapa CDN semacamnya
melalui ClaudHarmony.com speedtest hasilnya
adalah sebagai berikut :
Order
|
Service Location
|
Type
|
Size
|
Time (secs)
|
Rate (MBps)
|
|
1
|
Google AppEngine
|
download
|
1,00 MB
|
3,5
|
2,29
|
|
2
|
Google AppEngine
|
upload
|
512 MB
|
3,57
|
1,12
|
|
3
|
Google AppEngine
|
website
|
102,55KB
|
0,75
|
1,07
|
|
Order
|
Service Location
|
Type
|
Size
|
Time (secs)
|
Rate (MBps)
|
|
5
|
EdgeCast CDN
|
download
|
1,00 MB
|
1,03
|
7,77
|
|
2
|
Cotendo CDN
|
download
|
1,00 MB
|
1,08
|
7,37
|
|
12
|
Amz CloudFront
|
download
|
1,00 MB
|
1,11
|
7,19
|
|
10
|
CacheFly CDN
|
download
|
1,00 MB
|
1,29
|
6,19
|
|
8
|
Azure CDN
|
download
|
1,00 MB
|
1,36
|
5,9
|
|
7
|
Internap CDN
|
download
|
1,00 MB
|
1,47
|
5,43
|
|
9
|
VoxCast CDN
|
download
|
1,00 MB
|
1,55
|
5,17
|
|
4
|
Simple CDN
|
download
|
1,00 MB
|
1,65
|
4,84
|
|
6
|
MaxCDN
|
download
|
1,00 MB
|
1,69
|
4,73
|
|
3
|
HighWinds CDN
|
download
|
1,00 MB
|
1,81
|
4,43
|
|
11
|
Akamai CDN
|
download
|
1,00 MB
|
2,22
|
3,6
|
|
1
|
LimeLight CDN
|
download
|
1,00 MB
|
2,34
|
3,42
|
Dari data diatas dapat dilihat bahwa CDN dapat bekerja lebih cepat 2-7 kali daripada kerja GAE pada saat download file. Diberitakan pula bahwa GAE merupakan DNS yang kurang stabil, walaupun begitu GAE cukup banyak digunakan karena faktor tanpa biaya pemakaiannya.
Sumber :
http://www.teknojurnal.com/2010/02/07/menggunakan-google-app-engine-sebagai-content-delivery-network-cdn-pembuatan-aplikasi/)
https://developers.google.com/appengine/docs/whatisgoogleappengine?hl=id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar